aku terbias sepi,di keheninganmu.. sementara tak ada batas memacu rindu sementara rasaku kian menusuk cumbu berkisar pada janji... yang pernah terucap bahwa cinta tak pernah lekang oleh waktu benarkah akan semua itu . . ? aku mulai mengurai.. makna dari janjimu dan melarutnya malamku menghembus aroma tubuhmu.. pada saat penyatuan,menggelorakan batin bku menyudut dalam ketakutan.. ketakutan akan kehilanganmu, dan,sangat ketakutan akan kehilanganmu maka pintaku... lebih baik kau cari jalan senyummu.. denganku... ,atau dengan yang lain.. selagi ku masih ada
teman... kala diriku terjerat di penjara cinta kala hatiku,dikaluti kesayuan rindu kala sepi berlabuh di dasar kalbu kala irama syahdu temani diri mengisi waktu kala menanti kepastian sejuta persoalan kau hadir membelai luka bingkisan kata,menari di ujung jemari seakan mengerth bisikan hati kawan,hari berganti.. masapun berlalu termakan waktu kemesraan tersimpul rapi di layar rindu menanti malam... menjemput siang... agar ikatan keiklasan mengupas persahabatan teman. . . bunga yg dimiliki orang,bertabur warna kekusaman... begitu juga suramnya wajah... walau berseri disebalik topeng kedukaan jiwa menuntun merayu ketenangan.. bertamu di sudut kehidupan lipatan rahasia kau kailkan... lalu terapung tanpa jawaban... murni jiwamu yang menyentuh perasaan keiklasan yang merawat kesedihan ingin mengemas segala kenangan agar ikatan membuahkan kemesraan
teman...memang kusadari... diriku menanam pohon cinta.. sedang dirimu sudah berpunya..
walau diri diselimuti sengsara.. kini susunan bicara berbaur cinta mengungkap istilah sebenarnya antara setia..,dan air mata... teman... sepi,resah dan duka itula rencah kekosongan hidupku tatkala bicaramu sirna dimataku senyum dan tawa menguntum tanda gembira.. andai impianku bila terpenuhi,ku takan berlari mengejar mimpi... menghitung hari,menanti realiti
rinduku terpahat dalam batu suaraku mengalir... bersama air... bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian
aku patrikan diri pada alam cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara..
angin semilir... padamkan gelora aku,kau,kita pun tak paham.. bagaìmaoa laut dengan cintanya mematrikan cinta pada tebing terjal
aku ingin belah sepi.. tatkala bulan bersemi,. sepi.. kemana kan kupautkan cinta.. ketika air,tak lagi bergemercik jernih kepada alam jiwaku bermalam...
kepada semesta, yang begitu mudah,menyapamu.. memberi sekelumit sungging lalu membuatmu tak berpikir lama, hendak membalas senua itu
aku cemburu.. kepada mentari, yang slalu hangatkan rasamu setiap kali salju dunia, mendinginkan hatimu...
aku cemburu... kepada rembulan.. yg menjadikanmu lebih indah.. menaburimu kepercayaan diri seutuhnya''AKU'' mempertegas langkahmu,menebas kelabu..
aku cemburu... setiap kali senja menjadi pilihan terahirmu.. menapak rasa misteri.. hidup yg belum terjamah olehmu merangkai angan, tebang mimpi masa depanmu...
aku cemburu... kini..,esok bahkan hingga nanti... aku masih cemburu.. dan,masih tetap cemburu..
dalam sendiriku... saat malam yg pekat datang bersama dinginnya belai angin... jauh,didalam relung hati yg paling dalam, ada rasa rindu
yg membuncah...
angin... hanya padamu... aku ceritakan ini semua, tentang apa,kenapa,atau pada siapa... tentang semua kerinduan ini